KARAWANG – LINGKARKARAWANG – Mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) sukses melaksanakan program kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Kutalanggeng dengan menghadirkan Taman Desa yang bermanfaat dan edukatif bagi masyarakat. Program ini bertujuan untuk memperindah lingkungan, meningkatkan kesadaran akan pentingnya tanaman obat, serta menyediakan hasil pangan lokal melalui penanaman berbagai jenis tanaman obat, hias, dan buah-buahan
Pembuatan taman desa ini mencakup beberapa tahap, mulai dari pengambilan bibit di Dinas Lingkungan Hidup Karawang hingga pemasangan plang nama tanaman. Jenis tanaman obat yang ditanam di antaranya kalingsir, ginseng, cincau hitam, jinten, patah tulang, kumis kucing, kari, insulin, pepaya Jepang, dan karuk. Untuk tanaman hias terdapat reuli putih, reuli ungu, bugenvil, tekomania, dan asoka, sedangkan tanaman buah terdiri dari mangga muda keraton, jamblang, dan sirsak. Seluruh tanaman ini ditanam di halaman Kantor Desa Kutalanggeng agar masyarakat dapat dengan mudah mengunjungi dan turut merawatnya demi keberlanjutan program ini
Pembangunan taman desa ini membawa banyak manfaat baik dari segi lingkungan, pendidikan, maupun sosial. Secara lingkungan, taman ini membantu menjaga keseimbangan ekosistem, mengurangi polusi udara, dan menciptakan suasana desa yang lebih asri. Dari sisi edukasi, taman ini menjadi sarana pembelajaran tentang berbagai jenis tanaman dan manfaatnya, meningkatkan kesadaran akan pentingnya konservasi, serta memberikan pemahaman kepada anak-anak dan masyarakat luas. Secara sosial, keberadaan taman desa mempererat rasa kepedulian terhadap lingkungan, membangun semangat gotong royong, serta menciptakan ruang publik yang nyaman bagi interaksi warga
Pak Usep, selaku Wakil Dusun 1 Desa Kutalanggeng, menyampaikan harapannya agar taman ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. “Dengan adanya taman desa semoga bisa membuat lingkungan lebih hijau dan nyaman, ditambah ada tanaman obat juga yang dapat membantu warga ketika membutuhkannya untuk mengobati penyakit. Ada tanaman obat kumis kucing, insulin, patah tulang, dan lain-lain yang memang tanaman tersebut dapat digunakan sebagai obat herbal,” ujarnya
Hal senada disampaikan oleh Ibu Sri Mulyasari, Sekretaris Desa Kutalanggeng, yang sangat mengapresiasi inisiatif mahasiswa Unsika dalam menciptakan taman desa ini. “Tentu saya senang dengan adanya taman desa di Kutalanggeng ini, banyak manfaat yang bisa diambil jika bibit tanaman tersebut sudah tumbuh. Seperti tanaman obat, tanaman hias, bahkan tanaman buah pun juga ada. Semoga aja tanaman ini bisa hidup berkelanjutan untuk dimanfaatkan di kemudian hari,” katanya
Keberhasilan program ini tidak lepas dari peran Shihab, koordinator tim (kormatim) KKN Unsika, yang menjadi penggerak utama dalam pembangunan taman desa. Dengan kepemimpinan dan semangatnya, ia berhasil mengorganisasi seluruh anggota tim KKN serta melibatkan masyarakat Desa Kutalanggeng dalam setiap tahap pengerjaan. “Kami sangat bersyukur proker utama ini bisa diselesaikan tepat waktu, taman ini diharapkan menjadi ruang hijau yang memberikan manfaat kesehatan, keindahan, dan produktivitas bagi warga Desa Kutalanggeng,” ujar Shihab saat penyerahan taman kepada pemerintah desa
Taman Desa Kutalanggeng resmi diselesaikan pada Minggu, 26 Januari 2025, setelah proses pengerjaan selama empat hari. Program ini menjadi bukti nyata kontribusi mahasiswa Unsika dalam mendukung pembangunan desa yang lebih hijau, sehat, dan berkelanjutan.
( yudha & abbiyu )