SMAN Banyusari Karawang Gelar MPLS Pancawaluya, Momentum Kenali Lingkungan Sekolah
KARAWANG // Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) sebagai momentum penting bagi peserta didik baru untuk mengenal lingkungan sekolah, dilaksanakan serempak di seluruh satuan pendidikan. Namun pelaksanaannya di tingkat SMA wilayah Provinsi Jawa Barat (Jabar) ada sesuatu yang berbeda dari biasanya.
Setiap satuan Pendidikan wajib mencantumkan tema Pancawaluya sebagai aktualisasi dan harmonisasi dari kebijakan Kemendikdasmen RI, yakni MPLS Ramah.
Begitu pula halnya dengan SMAN Banyusari Kabupaten Karawang yang berlokasi di Jalan arah kantor Kecamatan Banyusari Desa Gempol itu mengimplementasikan MPLS Pancawaluya, dimulai Senin 24 hingga Jum,at 18 Juli 2025.
Dijelaskan Kepala SMAN Banyusari Hj.Any Sofyani melalui wakasek Humas Risky Andrian Pangestu pada Rabu 17 Juli 2025 disekolah, pelaksanaan MPLS kali ini di sekolahnya memiliki kekhasan tersendiri, karena mengintegrasikan nilai nilai pendidikan karakter Pancawaluya.
Sesuai petunjuk teknis MPLS dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, ungkap Risky pelaksanaannya merujuk pada nilai inti Pancawaluya itu sendiri, yang berasal dari kata panca (lima) dan waluya (sehat/selamat), yakni Cageur, Bageur, Bener, Pinter dan Singer.
“Nilai nilai tersebut dirancang untuk menciptakan peserta didik agar sehat jasmani dan rohani, berakhlak mulia, jujur, cerdas, dan responsif terhadap tantangan sosial, sekaligus memperkuat identitas kebangsaan dan budaya lokal,” bebernya.
Selain memfungsikan dewan guru sebagai pemberi materi, pelaksanaan MPLS di SMAN Banyusari juga melibatkan personel pendamping dari Koramil Jatisar dan Polsek Bantusari.
Sesuai panduan kegiatan, lanjut Risky, MPLS Pancawaluya di SMAN Banyusari dimulai dengan upacara pembukaan, pengenalan Kepala Sekolah, guru dan tenaga kependidikan, pendidikan karakter Pancawaluya dan kontrak belajar MPLS Pancawaluya.
Selanjutnya siswa baru diberi materi tentang Deep Learning dan 8 dimensi kompetensi lulusan, wawasan wiyata mandala, bela negara dan wawasan kebangsaan, 7 kebiasaan anak Indonesia hebat, pendidikan anti korupsi, pencegahan pemberantasan, penyalahgunaan, peredaran gelap narkotika (P4GN),
Materi selanjutnya adalah tata tertib lalu lintas, etika dan keselamatan berkendara, perundungan, intoleransi dan kekerasan seksual, pengenalan OSIS, MPK dan demontrasi atau pengenalan ekstrakurikuler.
“Aktifitas lainnya merupakan bagian dari rangkaian kegiatan ditambah dengan asesmen MPLS Pancawaluya, pendidikan berwawasan ekologi dan aksi ekologi,” pungkasnya. (Irwan)